Pemerintahan Joe Biden telah menaikkan tarif impor secara drastis untuk sejumlah produk China, mengikuti jejak kebijakan yang serupa yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump dalam menghadapi Tiongkok. Langkah ini menandai kesinambungan dalam pendekatan keras terhadap China dari kedua belah pihak partai politik Amerika Serikat.
Presiden Biden mengumumkan kenaikan tarif untuk beberapa kategori produk China, termasuk kendaraan listrik, baja, aluminium, dan semikonduktor, setelah melakukan peninjauan terhadap kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintahan sebelumnya di bawah kepemimpinan Trump. Peninjauan tersebut menunjukkan bahwa Biden memilih untuk mempertahankan sebagian besar kebijakan tarif yang telah diterapkan sebelumnya.
Kenaikan tarif ini diumumkan sebagai bagian dari upaya Biden untuk menegakkan aturan perdagangan internasional dan menanggapi apa yang dia gambarkan sebagai praktik perdagangan yang tidak adil dari pihak China. Biden menegaskan bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk melindungi industri Amerika, terutama dalam sektor-sektor yang dianggap strategis seperti energi bersih dan teknologi tinggi.
Meskipun demikian, mantan Presiden Trump menyatakan bahwa langkah yang diambil oleh Biden dianggap “terlalu sedikit dan terlambat.” Trump menyoroti pentingnya pendekatan pabeanan yang lebih luas dan agresif terhadap China, sementara Biden memilih untuk mengambil pendekatan yang lebih selektif dan berkoordinasi dengan sekutu internasional, termasuk negara-negara G-7.
Perbedaan utama antara pendekatan Biden dan Trump terhadap China terletak dalam strategi diplomasi dan kerjasama internasional. Biden lebih memilih untuk bekerja sama dengan sekutu-sekutu Amerika Serikat dalam menangani masalah perdagangan dengan China, sementara Trump cenderung untuk mengejar kesepakatan bilateral dan mengadopsi pendekatan yang lebih unilateral.
Meskipun langkah-langkah ini telah menimbulkan ancaman pembalasan dari pihak China, baik Biden maupun Trump berharap bahwa kebijakan mereka akan membawa manfaat bagi para pekerja Amerika. Kedua belah pihak berharap bahwa pendekatan mereka terhadap perdagangan dengan China akan menjadi salah satu isu utama dalam pemilu yang akan datang pada bulan November, dan akan menjadi fokus perdebatan antara keduanya.