AS-Rusia Memanas, Kapal Selam Moskow Siaga Tinggi

AS-Rusia Memanas Kapal Selam Moskow Siaga Tinggi

Kapal selam Rusia memang dikenal memiliki senjata-senjata mematikan, terutama rudal jelajah berhulu ledak nuklir yang baru saja diaktifkan. Laksamana Aleksandr Moiseyev dengan bangga mengumumkan kesiagaan tinggi senjata tersebut dalam sebuah upacara di markas besar kapal selam nuklir Armada Pasifik Rusia di Semenanjung Kamchatka. Selama setengah abad, Divisi Kapal Selam ke-25 telah menggunakan sistem-sistem canggih untuk menjaga keamanan negara, dan penghargaan Order of Nakhimov yang diberikan oleh Presiden Putin adalah bentuk pengakuan atas kontribusi mereka.

Upacara penghargaan tersebut juga menjadi momen penting karena dua kapal selam bertenaga nuklir baru-baru ini dipindahkan ke pangkalan Kamchatka setelah menyelesaikan perjalanan panjang di bawah es Arktik. Kapal selam kelas Borei seberat 24.000 ton, Imperator Aleksandr III, dilengkapi dengan rudal balistik yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Pengumuman Moiseyev ini juga datang di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia, dengan kedua negara saling mengerahkan pesawat pengebom nuklir ke wilayah Eropa Utara dan Asia Timur Laut.

Latihan perang gabungan Rusia-China, Ocean-2024, juga menjadi sorotan karena melibatkan lebih dari 40 kapal perang, 120 pesawat, dan puluhan ribu personel di berbagai wilayah termasuk Samudra Pasifik, Arktik, serta Laut Mediterania, Baltik, dan Kaspia. Kerja sama militer antara Rusia dan China semakin erat, terutama di Asia Timur dimana kedua negara memiliki sengketa wilayah dengan negara lain.

Permintaan China terhadap bahan bakar fosil dari Rusia juga menjadi faktor yang mendorong kerja sama militer antara kedua negara. Meskipun kedua negara ini berada dalam posisi melawan aliansi yang dipimpin AS di Pasifik, Wakil Sekretaris Angkatan Udara AS Melissa Dalton menyatakan bahwa Amerika Serikat menghadapi lingkungan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan adanya dua pesaing strategis seperti China dan Rusia.

Meskipun Pentagon enggan berkomentar tentang Divisi Kapal Selam ke-25 Rusia, tetapi jelas bahwa situasi keamanan di kawasan Pasifik semakin kompleks dengan persaingan militer yang semakin meningkat. Semoga kedua negara dapat menemukan jalan untuk berdamai dan menjaga perdamaian dunia tanpa harus mengandalkan kekuatan senjata nuklir yang mematikan.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *