Ketegangan di pemerintahan Israel semakin memanas setelah Menteri Sayap Kanan Itamar Ben Gvir secara terbuka menyerukan pengunduran diri Menteri Pertahanan Benny Gantz. Ben Gvir, yang merupakan anggota partai sayap kanan Yahadut Hatorah, menuduh Gantz gagal melindungi warga Israel dari serangan teroris Palestina.
Dalam pernyataannya, Ben Gvir mengkritik kebijakan keamanan yang diambil oleh Gantz, khususnya terkait respons pemerintah terhadap serangan-serangan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza. Menurut Ben Gvir, Gantz tidak cukup tegas dalam menanggapi ancaman teroris dan seharusnya lebih proaktif dalam melindungi penduduk Israel.
Panggilan untuk pengunduran diri Gantz telah menimbulkan ketegangan di dalam koalisi pemerintahan Israel, yang terdiri dari berbagai partai politik dengan pandangan yang beragam. Gantz sendiri belum memberikan tanggapan langsung terhadap seruan tersebut, namun para pengamat politik meyakini bahwa ketegangan di dalam pemerintahan bisa mempengaruhi stabilitas politik Israel dalam jangka panjang.
Selain itu, panggilan untuk pengunduran diri Gantz juga menyoroti kesenjangan yang dalam antara sayap kanan dan kiri politik di Israel dalam hal kebijakan keamanan dan penyelesaian konflik dengan Palestina. Konflik internal di pemerintahan Israel semakin mempersulit upaya untuk mencapai kesepakatan yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.
Sementara itu, Perdana Menteri Naftali Bennett, yang juga merupakan pemimpin partai sayap kanan Yamina, berusaha untuk menjaga stabilitas pemerintahan dengan menyerukan dialog dan kerja sama antarpartai. Namun, situasi politik di Israel tetap rapuh dan rentan terhadap gejolak yang dapat memicu krisis politik yang lebih besar.