Gempa bumi yang melanda Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa Jepang, pada Senin pagi merupakan peristiwa yang mengulang trauma dalam waktu singkat, hanya lima bulan setelah gempa sebelumnya mengguncang wilayah tersebut. Dengan tingkat intensitas seismik tertinggi mencapai 5, gempa tersebut menimbulkan kekhawatiran baru bagi penduduk setempat yang masih berjuang untuk pulih dari kerusakan yang disebabkan oleh gempa sebelumnya.
Badan Meteorologi Jepang mengonfirmasi bahwa tidak ada peringatan tsunami yang terkait dengan gempa tersebut, meskipun getaran yang kuat terasa di wilayah-wilayah terdekat seperti kota Wajima dan Suzu di ujung utara Semenanjung Noto. Dengan kekuatan sekitar 5,9 pada skala Richter, gempa tersebut terjadi sekitar pukul 6:30 pagi, dengan episentrum diperkirakan berada pada kedalaman sekitar 10 kilometer. Meskipun tidak ada laporan awal tentang kerusakan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kashiwazaki-Kariwa di Prefektur Niigata, dampak dari getaran tersebut menyebabkan pemadaman listrik, memengaruhi layanan kereta peluru Joetsu dan Hokuriku Shinkansen.
Wilayah sekitar Noto telah menderita akibat gempa sebelumnya yang terjadi pada Tahun Baru, yang menyebabkan eksodus besar-besaran generasi muda dan menyisakan kerusakan yang signifikan. Survei terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 100 bisnis di empat kota di Prefektur Ishikawa telah terpaksa menutup akibat kerusakan tersebut.
Peningkatan getaran juga memicu peringatan dini yang disampaikan melalui telepon pintar ke wilayah Kanto, sementara getaran yang kuat juga dirasakan di prefektur tetangga seperti Niigata, Fukushima, dan Toyama. Saat ini, wilayah Noto sedang berjuang untuk pulih kembali dari kerusakan yang disebabkan oleh serangkaian gempa bumi yang mengguncang mereka dalam waktu singkat, sementara upaya pemulihan yang sebelumnya belum selesai kembali diuji oleh bencana alam yang baru ini.