Dalam kancah politik Indonesia, pengangkatan Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan cukup menyita perhatian. Sebagai anggota Kabinet Prabowo-Gibran, Trenggono ditugaskan mengawasi sumber daya kelautan negara dan mendorong praktik penangkapan ikan berkelanjutan.
Salah satu inisiatif utama yang diperkenalkan oleh Menteri Trenggono adalah Program Makan Siang Gratis yang bertujuan untuk memberikan makan siang gratis kepada masyarakat Indonesia. Program ini mendapat pujian dan kritik, dan beberapa pihak mempertanyakan kelayakan upaya ambisius tersebut.
Namun Menteri Trenggono baru-baru ini menjawab kekhawatiran tersebut dengan menyatakan bahwa produksi ikan untuk program makan siang gratis tidak akan menjadi masalah. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki sumber daya kelautan yang melimpah dan industri perikanan yang berkembang sehingga dapat dengan mudah mendukung kebutuhan program tersebut. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan volume produksi ikan dalam negeri sangat mendukung program makan siang geratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Menteri Trenggono, Program Makan Siang Gratis tidak hanya sekedar menyediakan pangan bagi yang membutuhkan, namun juga menggalakkan konsumsi ikan sebagai sumber protein yang sehat dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan sumber daya laut yang kaya, program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber protein lain dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Lebih lanjut Menteri Trenggono menjelaskan bahwa program tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap industri perikanan lokal. Sebaliknya, hal ini akan menciptakan tambahan permintaan terhadap ikan, sehingga meningkatkan peluang pendapatan bagi nelayan. Hal ini pada gilirannya akan membantu merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir dan berkontribusi pada pengentasan kemiskinan.
Lebih lanjut, Menteri menyoroti pentingnya praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan dalam memastikan kelangsungan program dalam jangka panjang. Dia menekankan perlunya mencegah penangkapan ikan berlebihan dan melindungi ekosistem laut untuk menjaga pasokan ikan untuk program makan siang gratis dan keperluan lainnya.
Untuk mencapai hal ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan menerapkan berbagai langkah, termasuk peraturan yang lebih ketat mengenai kuota penangkapan ikan, promosi praktik budidaya perikanan berkelanjutan, dan penetapan kawasan perlindungan laut. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara memenuhi permintaan ikan dan menjaga kesehatan ekosistem laut Indonesia.
Meskipun Program Makan Siang Gratis mendapat tanggapan positif atas niat mulianya, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan tersebut adalah logistik, khususnya dalam hal transportasi dan distribusi makan siang gratis ke daerah-daerah terpencil.
Menteri Trenggono mengakui permasalahan ini dan meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah sedang berupaya mencari solusi untuk memastikan bahwa makan siang gratis dapat menjangkau mereka yang membutuhkan, di mana pun lokasi mereka. Hal ini termasuk berkolaborasi dengan otoritas lokal dan masyarakat untuk membangun jaringan distribusi yang efisien dan mengeksplorasi teknologi inovatif untuk pengawetan dan transportasi pangan.
Secara keseluruhan, pernyataan Menteri Trenggono memberikan kepastian bahwa produksi ikan untuk Program Makan Siang Gratis tidak akan menjadi masalah. Dengan sumber daya laut Indonesia yang melimpah dan komitmen terhadap praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan, program ini mempunyai potensi untuk tidak hanya memberikan makanan gratis kepada mereka yang membutuhkan tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan industri perikanan lokal dan kesejahteraan masyarakat pesisir.