Pemerintah akan memberikan pelatihan khusus kepada sejumlah guru agar dapat mengajar kecerdasan buatan (AI) dan coding. Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, menyatakan bahwa tidak akan ada perekrutan guru baru khusus untuk coding dan AI. Sebaliknya, pemerintah akan memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada.
“Atip mengatakan, ‘Tidak akan ada perekrutan guru baru khusus untuk coding dan AI. Yang paling mungkin adalah memberikan pelatihan kepada guru,'” demikian pesan singkat dari Atip kepada CNNIndonesia.com pada Jumat (15/11). Atip juga menjelaskan bahwa pelajaran coding dan AI tidak akan menjadi mata pelajaran wajib di semua sekolah, melainkan bersifat opsional.
“Iya, tentu saja hanya bagi sekolah-sekolah yang sudah mampu,” tambahnya. Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah mencanangkan pengajaran AI dan coding di sekolah. Mendikdasmen Abdul Mu’ti juga mengungkapkan rencana untuk memperkenalkan pelajaran AI dan coding mulai dari kelas 4 sekolah dasar (SD).
Meskipun beberapa pihak mempertanyakan urgensi pengajaran AI dan coding, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyambut baik langkah ini, asalkan pemerintah dapat mempersiapkan guru dengan baik. “Pelatihan dapat dilakukan melalui diklat atau melalui program studi informatika di kampus-kampus tertentu. Yang penting, ada hubungan yang jelas antara pelatihan tersebut dengan materi yang diajarkan di sekolah,” kata Ketua PGRI, Unifah Rosyidi, saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com pada Kamis (14/11).
Dengan demikian, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memperkenalkan kecerdasan buatan dan coding kepada guru-guru yang sudah ada. Semoga langkah ini dapat membawa manfaat bagi perkembangan teknologi dan pendidikan di tanah air.