Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengajak negara-negara Muslim untuk turut campur tangan dalam krisis Suriah akibat kebangkitan Takfiri dan untuk tidak membiarkan Amerika Serikat dan Israel memanfaatkan konflik internal di negara Arab Islam tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato Presiden Pezeshkian di Parlemen Iran, di mana beliau menyoroti perkembangan terbaru di Suriah, termasuk bentrokan antara pasukan militer Suriah dan teroris Takfiri yang didukung asing di provinsi barat laut Aleppo dan Idlib.
“Kami berharap negara-negara Muslim dapat turut serta dalam penyelesaian krisis ini dan tidak memberi kesempatan kepada Amerika dan Israel untuk memperkeruh situasi di negara Islam ini,” ujar Presiden Iran seperti dilaporkan oleh Press TV. Beliau menekankan bahwa agresi Takfiri di Suriah didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dengan senjata dari negara-negara tersebut.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi teroris lainnya telah melakukan serangan di beberapa wilayah Aleppo dan berhasil merebut beberapa daerah setelah pertempuran sengit dengan pasukan Suriah dan pasukan rakyat. Tentara Suriah, dengan dukungan dari Rusia, telah melancarkan operasi balasan untuk mengusir mereka. Sejak Maret 2011, Suriah telah dilanda oleh militansi yang didukung asing, dengan pemerintah Damaskus menuding negara-negara Barat dan sekutu regional mereka membantu kelompok-kelompok teroris untuk mengacaukan keadaan di negara tersebut.
Israel telah menjadi pendukung utama kelompok-kelompok teroris yang menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad sejak awal konflik di Suriah. Tentara Suriah sedang mempersiapkan diri untuk melancarkan serangan balik terhadap teroris Takfiri yang didukung asing di Aleppo.
Selain itu, Presiden Pezeshkian juga mengecam kekejaman Israel yang didukung Barat terhadap Gaza dan Lebanon selatan. Beliau menegaskan bahwa Iran tidak mencari perang atau pertumpahan darah, namun menyalahkan pihak yang mempromosikan perang sambil mengaku sebagai advokat perdamaian dan hak asasi manusia.
Pezezhkian mengecam pemboman Israel terhadap warga sipil yang tak berdaya di sekolah dan rumah sakit di Gaza dan Lebanon, serta menyoroti ketidaksensitifan para pembela hak asasi manusia terhadap kejahatan rezim Zionis. Beliau menyatakan keheranannya atas sikap mereka yang hanya diam tanpa tindakan nyata dalam menghadapi kebrutalan Israel.
Pezeshkian menyoroti bahwa bencana di Gaza dan Lebanon terus berlangsung dengan dukungan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa serta pasokan senjata dari mereka. Beliau menekankan perlunya solidaritas negara-negara Muslim dalam menghadapi tantangan tersebut dan menegaskan bahwa Iran akan terus berjuang untuk perdamaian dan keadilan di kawasan tersebut.
Dalam kesimpulannya, Pezeshkian menyerukan agar negara-negara Muslim bersatu dan tidak terpengaruh oleh agenda negatif Amerika Serikat dan Israel dalam menyelesaikan krisis di Suriah. Beliau menegaskan pentingnya solidaritas dan kerjasama antar negara-negara Islam untuk menjaga kestabilan dan kedamaian di Timur Tengah.