Perusahaan tambang pelat merah PT Timah Tbk. (TINS) menetapkan target laba bersih tahun ini sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun. Mereka juga menargetkan pendapatan mencapai Rp 12 triliun hingga Rp 13 triliun pada tahun 2025. Corporate Secretary TINS, Rendi Kurniawan, mengungkapkan bahwa target tersebut didukung oleh peningkatan sumber daya dan cadangan timah, serta pembukaan tambang baru.
Rendi menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas produksi bijih timah dan penjualan logam timah diperkirakan akan mencapai 10% hingga 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, permintaan logam timah juga diprediksi akan meningkat pada tahun ini. Harga timah saat ini juga terlihat positif, dengan harga kontrak 3 bulanan mencapai US$31.309 per ton.
Sebelumnya, TINS telah memutuskan untuk membagikan dividen untuk tahun buku 2024 setelah berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp908,78 miliar. Manajemen TINS memperkirakan rasio dividen untuk tahun buku 2024 akan berada di kisaran 30% hingga 35%.
Sucor Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk saham TINS dengan target harga Rp1.740 per saham. Mereka optimis dengan industri timah karena perannya yang strategis dalam sektor komputasi, robotik, kendaraan listrik, dan energi terbarukan. Analis Sucor Sekuritas, Jeremy Hansen N.H, memperkirakan bahwa permintaan untuk timah akan meningkat dua kali lipat hingga mendekati 800.000 ton pada tahun 2040.
Sucor Sekuritas juga memproyeksikan bahwa TINS akan mencatat laba bersih sebesar Rp 1,14 triliun, menghasilkan 16% bagi ekuitas perusahaan. Jeremy menjelaskan bahwa peningkatan margin bersih dengan biaya kas yang lebih rendah akan menjadi pendorong return on equity TINS.
Kami optimis bahwa laba bersih TINS akan terus tumbuh pada tahun-tahun mendatang, didukung oleh pertumbuhan produksi, regulasi yang semakin jelas, dan harga jual rata-rata yang menguntungkan. Semoga TINS dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi industri timah di Indonesia.