China Tegaskan Sikap pada Pembatasan Militer Ukraine

China Tegaskan Sikap pada Pembatasan Militer Ukraine

Ukraina pada Kamis (11/7/2024) mendesak sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk mencabut pembatasan penggunaan senjata jarak jauh terhadap sasaran di Rusia. Ukraina menegaskan hal itu akan menjadi ‘pengubah permainan’ dalam perangnya dengan Moskow. China atau Tiongkok langsung mengecam keras NATO terhadap dukungannya terhadap Rusia sebagai sikap yang bias dan jahat. Para anggota NATO mengeluarkan deklarasi dukungan terhadap Ukraina pada pertemuan puncak di Washington pada Rabu (10/7/2024), menjanjikan bantuan tambahan dan berjanji untuk mendukung jalan yang tidak dapat diubah menuju keanggotaan NATO. “Pada pertemuan puncak ini, kami mengambil keputusan dan meletakkan dasar bagi Ukraina untuk menang,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada konferensi pers setelah pertemuan tiga hari di Washington yang dihadiri 32 negara NATO, dikutip Reuters. “Hari ini, kami mengirimkan pesan persatuan dan tekad yang kuat kepada Moskow bahwa kekerasan dan intimidasi tidak akan membuahkan hasil dan bahwa Ukraina dapat mengandalkan NATO untuk jangka panjang,” lanjutnya. Zelensky sebelumnya meminta sekutunya untuk mempertahankan dukungan terpadu mereka terhadap Ukraina dan mengatakan bantuan baru harus diberikan dengan cepat. “Jika kita ingin menang, jika kita ingin menang, untuk menyelamatkan negara kita dan mempertahankannya, kita perlu menghilangkan semua batasan,” ujarnya. Ketua kabinet Zelenskyy Andryi Yermak mengatakan di forum publik bahwa Rusia tidak memiliki batasan dalam penggunaan senjata dan akan menjadi “pengubah permainan” jika sekutu Ukraina dapat mencabut semua batasan penggunaan senjata yang mereka pasok ke Ukraina. Anggota NATO telah mengambil pendekatan berbeda mengenai bagaimana Ukraina dapat menggunakan senjata yang mereka sumbangkan. Beberapa pihak telah memperjelas bahwa Kyiv dapat menggunakannya untuk menyerang sasaran-sasaran yang berada jauh di wilayah Rusia, sementara AS telah mengambil pendekatan yang lebih sempit, yaitu mengizinkan senjata-senjatanya hanya digunakan di dalam perbatasan Rusia terhadap sasaran-sasaran yang mendukung operasi militer Rusia di Ukraina. Biden mengatakan pada konferensi pers bahwa AS telah mengizinkan Zelenskyy menggunakan senjata Amerika secara terbatas di dalam perbatasan Rusia. “Jika dia mempunyai kemampuan untuk menyerang Moskow, menyerang Kremlin, apakah itu masuk akal? Itu tidak akan terjadi,” tambahnya.

Dalam konflik yang terus berkecamuk antara Ukraina dan Rusia, Ukraina telah bersikeras agar NATO mencabut pembatasan penggunaan senjata jarak jauh terhadap Rusia. Ukraina yakin bahwa langkah ini akan membawa perubahan signifikan dalam perang melawan Moskow. Namun, reaksi dari China terhadap dukungan NATO terhadap Rusia sangatlah keras, menyebutnya sebagai sikap yang bias dan jahat.

Pertemuan puncak NATO di Washington telah menyatakan dukungan kuat terhadap Ukraina, dengan janji bantuan tambahan dan komitmen untuk mendukung upaya Ukraine untuk menjadi anggota NATO. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menegaskan bahwa keputusan yang diambil dalam pertemuan tersebut memberikan dasar bagi Ukraina untuk meraih kemenangan. Hal ini juga merupakan pesan tegas kepada Moskow bahwa tindakan kekerasan dan intimidasi tidak akan diterima, dan Ukraina dapat bergantung pada dukungan NATO dalam jangka panjang.

Presiden Ukraina, Zelensky, telah meminta sekutunya untuk tetap solid dalam mendukung Ukraina dan meminta bantuan tambahan secepatnya. Dia juga menyatakan perlunya menghilangkan semua pembatasan untuk memastikan kemenangan negaranya. Ketua kabinet Zelenskyy, Andryi Yermak, bahkan menyebut bahwa menghapus batasan penggunaan senjata dapat menjadi faktor penentu dalam perang melawan Rusia.

Namun, pendekatan anggota NATO terhadap penggunaan senjata yang disumbangkan kepada Ukraina berbeda-beda. Beberapa negara anggota NATO memperbolehkan Ukraina untuk menggunakan senjata tersebut untuk menyerang target jauh di wilayah Rusia, sementara AS lebih membatasi penggunaan senjatanya hanya terbatas di perbatasan Rusia untuk menyerang sasaran yang mendukung operasi militer Rusia di Ukraina.

Presiden AS, Biden, menjelaskan bahwa AS telah menyetujui penggunaan senjata Amerika oleh Zelenskyy dengan batasan tertentu di dalam perbatasan Rusia. Dia pun skeptis jika Ukraina akan menyerang Moskow atau Kremlin dengan senjata tersebut, sebagai upaya untuk membatasi eskalasi konflik lebih lanjut.

Dalam kompleksitas konflik ini, Ukraina terus berjuang untuk mendapatkan dukungan penuh dari sekutunya demi menjamin keamanan negaranya. Dengan harapan bahwa langkah-langkah yang diambil dapat membawa negosiasi damai dan akhirnya mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama ini. Semoga kesepakatan dapat dicapai untuk membantu Ukraina keluar dari krisis ini dan menciptakan kedamaian di kawasan tersebut.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *